Desa Pamotan Pangandaran

10 Permainan Tradisional Khas Sunda Yang Sudah Punah

Permainan Tradisional Khas Sunda – Di tengah derasnya arus digitalisasi, permainan anak tradisional khas Sunda tetap memiliki pesona yang tak lekang oleh waktu. Permainan-permainan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai budaya, sosial, dan pendidikan yang penting bagi perkembangan anak-anak.

1. Cingciripit: Permainan Seru yang Mengasah Ketelitian

permainan tradisional khas sunda
Sumber Foto: Cingciripit/Perpustakaan Digital Budaya Indonesia

Anak-anak biasanya memulai permainan dengan Cingciripit. Mereka membentuk lingkaran, satu anak membuka telapak tangan, dan lainnya menaruh jari sambil menyanyikan lagu Cingciripit. Saat lagu hampir berakhir, pemain bersiap-siap untuk mengangkat jarinya, karena bila jari tertangkap oleh tangan si pemimpin tadi maka dia kalah dan menjadi eméng atau kucing.

2. Oray-Orayan: Permainan Kelompok yang Penuh Keceriaan

permainan traidisional khas sunda
Sumber Foto: Oray-orayan/Perpustakaan Digital Budaya Indonesia

Banyak anak memainkan Oray-orayan dengan riang, memadukan gerakan dan suara. Dua orang anak saling berpegangan tangan membentuk seperti gerbang, dua orang tersebut memilih akan menjadi bulan atau bintang (dirahasiakan dari pemain lain). Kemudian pemain lain berbaris beruntun sambil memegang pundak orang di depannya dan maju melewati gerbang tadi sambil menyanyikan lagu Oray-Orayan. Ketika berada di ujung lagi, pada syair tertentu, kedua pemain yang menjadi gerbang tadi akan menurunkan tangannya dan menangkap seorang pemain. Setelah tertangkap, pemain harus memilih bulan atau bintang, dan bergabung di belakang pilihan tersebut.

3. Galah Asin: Permainan Fisik yang Mengasah Kelincahan

Sumber Foto: Galah Asin/Archipelago Indonesia

Galah Asin biasanya dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari tiga hingga tujuh pemain. Satu tim bertugas sebagai penjaga yang berdiri sejajar, dan ada pula yang berdiri melintang untuk menjaga garis depan hingga belakang. Para pemain di tim lain menembus area permainan dan menghindari sentuhan atau tangkapan para penjaga. Permainan ini menuntut pemainnya untuk jeli dan tangkas saat bergerak.

4. Boy-Boyan: Permainan Tim yang Mengasah Kerjasama

Sumber Foto: Boyboyan/Merah Putih

Anak-anak bermain Boy-Boyan dengan dua tim: satu melempar bola untuk meruntuhkan tumpukan genteng, dan satu lagi menjaganya. Bila pemain tim pelempar berhasil meruntuhkan genteng tadi, maka tim penjaga harus mengejar dan mengarahkan bola ke badan salah seorang pemain dari tim pelempar. Sedangkan tugas dari semua pemain tim pelempar adalah berlari menghindari kejaran bola dan mengatur strategi untuk kembali menumpukan genteng yang runtuh tadi.

5. Bebentengan: Permainan Strategi dan Kecepatan

Sumber Foto: Bebentengan/Perpustakaan Digital Budaya Indonesia

Bebentengan adalah permainan tradisional Sunda yang mirip dengan permainan castle. Permainan ini melibatkan beberapa orang yang membentuk garis dan membangun sebuah benteng. Tujuan permainan ini adalah untuk mempertahankan benteng dari serangan lawan. Pemain pertama membangun benteng dengan kakinya, sementara yang lain berusaha menghancurkannya. Ia harus bertahan dari serangan lawan untuk menjaga benteng tetap utuh. Jika benteng hancur, maka permainan berhenti dan pemain lainnya bermain kembali.

6. Gatrik: Permainan Tradisional yang Mengasah Keterampilan

Sumber Foto: Gatrik/Kompas

Gatrik adalah permainan yang menggunakan alat dari dua potongan kayu atau bambu berukuran sekitar 30 cm dan yang satunya berukuran lebih kecil. Pemain menaruh potongan bambu di antara dua batu lalu memukulnya dengan tongkat hingga melayang jauh agar tim lawan tak bisa menangkapnya.

7. Paciwit-Ciwit Lutung: Permainan yang Mengasah Keterampilan Tangan

Sumber Foto: Paciwit-ciwit Lutung/Kompas

Empat hingga enam anak bermain Paciwit-ciwit Lutung dengan mencubit punggung tangan sambil menumpuk tangan bergantian.

8. Anjang-Anjangan: Permainan yang Mengasah Keterampilan dan Kerjasama

Sumber Foto: Anjang-anjangan/bbmp Jabar

Anak-anak bermain Anjang-anjangan sambil bernyanyi dan berbaris beriringan. Empat orang atau lebih bisa memainkannya, dan semakin banyak pemain, semakin indah pola yang mereka bentuk.

9. Sasalimpetan: Permainan yang Mengasah Keterampilan dan Kerjasama

Anak-anak bermain Sasalimpetan sambil bernyanyi dan berbaris beriringan. Permainan ini bisa dimainkan oleh empat orang atau lebih, dan semakin banyak pemain, semakin menarik pola yang mereka bentuk.

10. Ucing Sumput: Permainan yang Mengasah Keterampilan dan Kerjasama

permainan tradisional khas sunda
Sumber Foto: Ucing Sumput/RRI.co.id

Ucing Sumput adalah permainan tradisional Sunda yang dimainkan sambil menyanyikan lagu dan berbaris beriringan. Permainan ini bisa dimainkan mulai dari 4 orang atau lebih. Semakin banyak pemain yang ikut bermain, akan semakin terlihat pola yang dibuat ketika bermain ucing sumput.

Mengapa Permainan Tradisional Sunda Penting untuk Dikenalkan Kembali?

Permainan tradisional Sunda memiliki nilai-nilai luhur yang penting untuk dikenalkan kembali kepada anak-anak di era modern ini. Selain menghibur, permainan-permainan ini mengajarkan kerjasama, kecepatan, strategi, dan keterampilan motorik yang penting bagi perkembangan anak. Lebih dari itu, permainan ini juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal yang kaya akan makna.

✨ Untuk fakta menarik, berita terkini, dan cerita budaya lainnya seputar Desa Pamotan, kunjungi website resmi Desa Pamotan. Temukan informasi lengkap tentang kegiatan desa, potensi lokal, dan berbagai cerita inspiratif dari komunitas kami.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top